Senin, 13 Juli 2020

Siroh Nabawiyah / Kisah Rasulullah Bag. 35

*KISAH ROSULULLOH ﷺ*

*Bagian 35*🤲🏻🕋🤲🏻

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد*

*Singa Padang Pasir*

Orang-orang terus menertawakan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam setiap kali lewat. "Pembohong besar! Orang gila! Tukang sihir!"

Abu Jahal terus menyemangati orang-orang yang mengejek sambil kerap kali melontarkan caci maki juga.

Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam mendadak berhenti melangkah. Beliau berpaling dengan tenang menghadap Abu Jahal, dengan sorot matanya tajam. Abu Jahal berhenti dan terdiam. Dengan wajah sayu penuh belas kasihan, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam memandang orang-orang kecil yang mengejeknya. Seketika, sorak-sorai pun mereda. Semua orang yang berada di sekitar tempat itu terpesona melihat keadaan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam. Baru kali ini mereka seolah disadarkan, betapa menyakitkannya ejekan mereka itu diterima Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam. 
Sorot mata Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam seolah berkata, "Mengapa kalian mengejekku? Bukankah aku sedang berjuang menyelamatkan kalian dari kekejaman bangsa Quraisy dengan membawa Islam yang mulia? Seandainya kalian tahu, ejekan Abu Jahal itu tidak begitu menyakitkan dibanding kata-kata kalian, sebab kepada kalianlah Alloh meyuruhku menebar kasih sayang."

Tanpa sepatah kata pun, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam berlalu. Orang-orang bubar dengan membawa perasaan masing-masing. Tatapan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam tadi sangat berkesan di hati seorang budak perempuan. Ketika budak itu berjalan pulang, ia melihat Hamzah bin Abdul Mutholib datang.

Hamzah adalah paman Nabi, usia mereka hampir sebaya. Dari kecil, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam dan Hamzah dibesarkan bersama, bermain bersama, dan menjadi sahabat karib. Karena itulah Hamzah begitu menyayangi Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam.

Hamzah berjalan gagah dan bangga memasuki Mekah. Ia betul-betul laki-laki perkasa dengan perawakan tinggi dan kekar. Dengan wajah angkuh, Hamzah melangkah sambil menyandang busurnya. Ia habis berburu.

Orang-orang yang melihatnya pun berbisik kagum. Namun, budak perempuan tadi merasa ada yang janggal, mengapa orang segagah ini tidak membela Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi wasallam, keponakannya sendiri? 
Mengapa ia bisa setenang itu? 
Tahukah ia bahwa Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi wasallam keponakannya, dicaci maki orang? 
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi wasallam dihina pemimpin kabilah lain yang menjadi saingan Bani Hasyim! 
Pantaskah ia disebut sebagai pemuda perkasa yang pantang menyerah pada lawan, sedangkan ia tidak berbuat apa pun ketika seorang keluarga Bani Hasyim dicaci maki orang? 

Dengan dada hampir meluap, budak perempuan itu menegur Hamzah, "Tuan, tidak tahukah Anda apa yang menimpa kemenakanmu itu?"

Hamzah berhenti dan budak perempuan itu menceritakan apa yang dilihatnya. Dalam sekejap saja, wajah Hamzah memerah. Tanpa berkata apa pun, ia berbalik menuju Ka'bah dengan langkah bergegas. Ia mencari Abu Jahal.

Bersambung..

Tidak ada komentar: