Minggu, 19 Juli 2020

Siroh Nabawiyah / Kisah Rasulullah Bag. 40

بسم الله الرحمن الرحيم

*KISAH ROSULULLOH ﷺ*

*Bagian 40*🤲🏻🕋🤲🏻

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمد*

*Surat Thoohaa*

Akan tetapi, Umar tidak bisa melawan rasa sayang kepada adiknya. Amarahnya padam seperti api terguyur hujan. Ia duduk, diam dalam penyesalan. Ditatapnya wajah adiknya dalam-dalam, disesalinya luka akibat tamparannya tadi.

"Perlihatkan lembaran-lembaran tadi yang kalian baca agar aku tahu apa yang Muhammad bawa," pinta Umar.

"Kami khawatir engkau merampas lembaran-lembaran itu."

"Tidak perlu takut, perlihatkanlah. Aku bersumpah akan mengembalikannya."

Saat itu, timbul harapan di hati Fatimah agar kakaknya memeluk Islam.

"Kakak engkau adalah penyembah berhala, karena itu engkau kotor. Sesungguhnya, lembaran ini tidak boleh disentuh kecuali orang yang suci." 

Tanpa berkata lagi, Umar berdiri lalu mandi. Setelah itu ia kembali dan membaca lembaran-lembaran yang berisi surat Thoohaa. 

طه

Thoohaa.

مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ

Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَىٰ

tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Alloh),

تَنْزِيلًا مِمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى

yaitu diturunkan dari Alloh yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.

الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ´Arsy.

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَىٰ

Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى

Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

Dialah Alloh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik),

............

Umar terus membaca sebagian besar lembaran-lembaran tadi, lalu berhenti. Tangannya terkulai. Matanya sayu. 
Dikembalikannya lembaran-lembaran tadi ke tangan Fatimah. Dengan rasa heran dan penuh harap, Fatimah memerhatikan wajah kakaknya. 

Kemudian di dengarnya Umar mendesah. "Alangkah bagus dan agung kata-kata ini."

Seolah mendadak matahari yang terang benderang muncul dari balik awan. Khattab bin Al Arat segera keluar dari persembunyiannya.

"Wahai Umar!" serunya meluap-luap, "aku sungguh berharap mudah-mudahan Alloh mengistimewakan dirimu. Kemarin kudengar Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam  berdoa, "Ya Alloh! kuatkanlah Islam dari dua Umar, Abu Jahal bin 'Amr bin Hisyam atau Umar bin Khottob!"

Mendengar itu, Umar segera bangkit dan bergegas menuju Darul Arqom. Namun, tangannya masih menghunus pedang dan wajahnya seperti singa padang pasir yang siap bertarung.

*Keislaman Umar bin Khottob*

Berdentum-dentum pintu Darul Arqam diketuk Umar. Sebelum membuka pintu, seorang sahabat mengintip keluar dan terkejut, seperti baru mengalami mimpi buruk. 
"Pengetuk pintu adalah Umar bin Khottob!" desisnya panik kepada Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam  dan orang-orang di dalam, "Dia datang dengan pedang terhunus!" 

Hamzah bin Abdul Mutholib berdiri dan berkata tenang. "Biarkan saja dia masuk. Jika dia datang dengan maksud baik, kita sambut dengan baik. Namun, jika dia datang dengan maksud jahat, kita bunuh saja dia dengan pedangnya"

Setelah berkata begitu, tangan Hamzah bergerak meraba gagang pedangnya. Suasana tambah mencekam ketika pintu dibuka. Namun, Umar tidak juga masuk, ia tetap berdiri dengan sikap garang di depan pintu. 

Melihat itu, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam pun berdiri dan berjalan cepat menghampiri Umar. Dengan kecepatan yang bahkan tidak terduga oleh Umar sendiri, tangan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam yang mulia bergerak dan mencengkeram leher baju Umar dengan kuat. 

Dengan suara tegas yang tidak bisa dibantah, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam  berkata, 

"Wahai Umar! Dengan maksud apa engkau datang? Demi Alloh, aku tidak akan melihat engkau berhenti dengan sikap dan tindakanmu terhadap kami hingga Alloh menurunkan bencana untukmu"

Kerongkongan Umar tersekat karena begitu terkejut. Kesombongannya runtuh, bahkan rasa takut menguasai dirinya. Dengan suara lirih ia berkata "Wahai Rosululloh....... "

Semua orang di Darul Arqam tercengang. Mereka lebih tercengang lagi mendengar Umar bin Khottob, sang Singa Quraisy, melanjutkan kata-katanya, 

"Aku datang kepadamu untuk beriman kepada Alloh dan Utusan-Nya"

Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam  melepaskan cengkeramannya dan berkata penuh rasa syukur, "Subhanalloh ....."

Takbir Hamzah membahana. Pada bulan Dzulhijjah tahun keenam kenabian itu, Umar bin Khottob, Sahabat berperang dan teman minumnya, menjadi saudara seiman. Hati mereka terikat dalam tali yang tidak bisa putus lagi sampai ke akhirat. Dengan kegembiraan yang tiada tara, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam  mengusap dada Umar agar sahabat barunya itu tetap dalam keimanan. 

*_Barokalloohu lanaa walakum_*

*Bersambung*

Tidak ada komentar: