Senin, 03 Agustus 2020

Siroh Nabawiyah / Kisah Rasulullah Bag. 53

بسم الله الرحمن الرحيم

Siroh Nabawiyah

*KISAH ROSULULLOH ﷺ*

*Bagian 53*🤲🏻🕋🤲🏻

*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمد*

*Aisyah dan Saudah*

Walau keadaan semakin berat, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam tetap berjuang dengan gigih.  Namun demikian, semakin gigih pula suku-suku pengembara Arab menolak beliau. 

Pada saat penuh perjuangan itulah, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam menikah dengan Aisyah, putri Abu Bakar. Pernikahan itu bertujuan mempererat tali persaudaraan dengan para pendukung Islam yang setia. Tali persaudaraan yang erat itu sangat penting pada saat-saat sulit seperti itu.

Pernikahan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam dengan Aisyah merupakan penghargaan setingi-tingginya bagi Abu Bakar, ayah Aisyah sekaligus sahabat Rosūlulloh Sollallohu'Alaihi wasallam. Pernikahan ini merupakan suatu bentuk kemenangan dalam persaudaraan yang penuh cinta kasih antara Abu Bakar dan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam sejak masa sebelum diangkat menjadi Rosul.

Sebelumnya Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam menikahi Saudah. Saat itu Saudah telah menjadi janda setelah suaminya meninggal di Habasyah. Tujuan pernikahan itu adalah untuk menolong Saudah yang hampir hidup terlunta-lunta setelah suaminya wafat. Saudah adalah wanita yang pertama dinikahi Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam sepeninggal Khodijah.

Setelah berduka ditinggal Abu Tholib dan Khodijah, kesukaran yang dihadapi Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam bertambah dengan semakin kerasnya orang Quraisy memusuhi beliau. Pada saat itulah, Alloh menghibur Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam dengan sebuah perjalanan luar biasa yang tidak pernah kita temui lagi kedasyatannya dalam sejarah. 


*Isra'*

Pada suatu malam yang hening, Malaikat Jibril mendatangi Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam. Wajahnya putih berseri dan berkilau seperti salju. Demikian heningnya saat itu sampai tidak terdengar suara burung malam, gemericik air, dan siulan angin.

"Hai orang yang sedang tidur, bangunlah!" sapa Malaikat Jibril.

Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam bangun. Saat itu, beliau sedang tidur di rumah sepupunya, Ummu Hani binti Abu Tholib.

Jibril membawa Buraq kehadapan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam. Buraq adalah hewan yang bentuknya lebih kecil dari kuda tapi lebih besar dari keledai dengan sayap dikedua sisi tubuhnya. Warnanya putih. Setiap kali ia melangkah, jauhnya sama dengan jarak pandang.

Setelah Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam naik ke punggungnya. Buraq pun meluncur seperti anak panah, sedangkan Jibril terbang mengiringi dalam jarak yang dekat sekali. Mereka terbang melintasi padang-padang pasir menuju ke utara.


*Ifrit*
Dalam perjalanan Isra', satu Ifrit  mengejar Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam sambil membawa obor. Ifrit adalah bangsa jin yang amat jahat. Jibril mengajarkan sebuah doa kepada Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam yang membuat obor Ifrit padam dan Ifrit tersungkur jatuh.

Akhirnya Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam tiba di Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina. Di atas Baitul Maqdis Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam bertemu Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Ketiga nabi mulia itu ditemani nabi-nabi lain. Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam kemudian memimpin shalat semua nabi dan Rosul itu.

Selesai shalat, dibawakan kehadapan Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam tiga buah bejana. Satu berisi khamr, satu berisi air, dan satu lagi berisi susu. 


*Mi'raj*

Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam mendengar sebuah suara berkata, "Kalau ia memgambil air, ia akan tenggelam dan begitu juga umatnya. Kalau ia mengambil khomr, ia akan tersesat dan begitu pula umatnya. Kalau dia mengambil susu, ia akan dibimbing dan begitu juga umatnya."

Oleh karena itu, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam mengambil bejana berisi susu dan meminumnya dengan menyebut nama Alloh. Jibril pun berkata kepada Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam, "Anda telah diberkati dan begitu pula umat Anda, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi wasallam."

Setelah itu, beliau dibawa naik sampai ke langit. Tangga dipancangkan di atas batu Yaqub. 
Mi'raj berarti tangga. Saat naik ke langit, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam meniti Mi'raj, bukan lagi menaiki Buraq. Buraq menunggu di bawah ditambatkan di pintu Baitul Maqdis. Oleh Jibril, tangga ini diletakkan di atas batu besar dan ujungnya terus menjulang sampai ke langit.
Dengan tangga itu, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam naik ke atas langit berlapis tujuh. Setiap tingkatan langit di jaga oleh malaikat agar tidak ada setan yang bisa mencuri-dengar rahasia-rahasia langit.

Di langit pertama, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam melihat semua malaikat tersenyum, kecuali satu saja. Rasulullah bertanya kepada Jibril, lalu Jibril menjawab bahwa itu adalah Malik, malaikat penjaga neraka, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam bertanya lagi kepada Jibril, 

"Bisakah engkau memerintahkannya untuk memperlihatkan neraka?"

"Malik, perlihatkan neraka kepada Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi wasallam."

Lalu Malik mengangkat penutup neraka dan api berkobar tinggi sampai Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam mengira bahwa ia akan membakar segalanya. 


*Illiyyin dan Sijjin*

Illiyyin adalah nama suatu tempat di surga tertinggi. Sementara itu, Sijjin adalah tempat yang terletak di bawah Neraka Jahanam.

Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam meminta agar Jibril memerintahkan Malik mengendalikan kobaran api yang sangat dasyat itu. Malaikat Malik pun melakukannya dan menutup kembali pintu neraka.

Setelah itu, Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam melihat seorang laki-laki sedang duduk melihat roh-roh manusia yang lewat dihadapannya. Jika roh itu baik, ia akan mengucapkan selamat seraya berkata, 

"Roh yang baik dari tubuh yang baik."

Jika yang lewat itu roh yang buruk, wajah laki-laki itu jadi keruh sambil berkata, 

"Huh! Roh yang jelek dari tubuh yang jelek!"

"Siapa laki-laki itu, wahai Jibril?" tanya Rosululloh Sollallohu'Alaihi wasallam.

Jibril menjelaskan bahwa itu adalah Nabi Adam yang sedang menilai roh keturunannya. Roh orang yang beriman membuat Nabi Adam gembira, sedangkan roh orang kafir dan murtad membuat beliau kesal dan murung.

Bersambung

-

Tidak ada komentar: