Kamis, 19 Mei 2016

5 Hal Penting Wajib Diperhatikan Sebelum Buka Cabang Kuliner

MEMBUKA cabang baru merupakan satu langkah baik dalam perkembangan bisnis. Khususnya pada bisnis kuliner, sejumlah pokok bahasan yang harus dipahami pelaku usaha agar bisnis barunya itu menyamai kesuksesan cabang pertama.

Apa saja? Berikut pemaparan singkatnya seperti dikatakan Danis Puntoadi, founder dari CRP Group yang menaungi 3 restoran yang sedang nge-hits di Ibu Kota.

Konsisten

Hal yang paling sulit dalam berbisnis kuliner adalah konsistensi. Hal itu merujuk pada fungsi kontrol dari cabang utama ke cabang baru.

Mulai dari pelayanan, kualitas makanan, bahan baku, distribusi, cita rasa dan lain sebagainya harus dijaga ketat. Hal itu tak hanya berdampak pada citra restoran dimata pelanggan, tapi juga menjaga kepercayaan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.

Pikirkan distribusi

Ketika membuka cabang baru di lokasi yang cukup jauh. Pikirkan bagaimana distribusi bahan baku. Ini merupakan satu hal penting, dan usahakan kualitasnya selaras dengan gerai utama.

"Kebanyakan resto besar mereka punya distributor bahan utama di setiap wilayah. Mereka selalu survei dan audit sehingga kualitasnya sama dan minimal menyerupai," jelasnya.

Pastikan standart operasional berjalan lancar

Memiliki cabang baru, bukan berarti dilepas begitu saja. Tetap lakukan kontrol produk, kualitas makanan, hingga pelayanan.

Pastikan standart operasional yang berlaku dijalankan dengan baik.

"Pelaksanaan SOP harus berjalan ketat. Karena kalau tidak ada fungsi kontrol, terkadang dengan berbagai alasan ada SOP yang tidak dijalankan. Kontrol dengan baik, bahkan kalau perlu lakukan survey," tegasnya.

Lokasi strategis

Buat produk jadi booming di pangsa pasar baru. Lihat juga tren di daerah itu seperti apa. Seleranya, apa yang dibutuhkan. Kemudian pastikan lokasinya strategis, karena menurut Danis, lokasi punya peranan penting dalam bisnis kuliner.

"Lokasi itu effortnya 60 persen dibanding faktor lainnya. Dengan lokasi yang strategis maka akan lebih meminimalisir upaya komunikasi seperti promo ke media dan lain sebagainya," pungkas dia. (ndr)

Tidak ada komentar: