Sirah Nabawiyah
*KISAH ROSULULLOH ﷺ*
*اللهم صل وسلم على سيدنا محمدوعلى ال سيدنا محمد*
*Bagian 8* 🤲🏻🕋🤲🏻
*Kehancuran Abrahah*
Allohlah yang melindungi rumah suci-Nya. Ketika pasukan Abrahah bergerak mendekat, gajah Abrahah berhenti. Sekeras apa pun Abrahah memukulinya, gajah itu tetap duduk tenang, bahkan akhirnya berusaha berjalan lagi ke arah Yaman.
"Maju! Maju! Apa yang terjadi padamu?" bentak Abrahah pada tunggangannya.
"Dalam berbagai medan pertempuran, belum pernah kamu mengecewakan aku seperti ini! Kamu bahkan tampak ketakutan! Ada apa sebenarnya?"
"Paduka! Ada yang datang dari arah laut!" teriak seorang prajurit sambil menunjuk-nunjuk panik.
Saat itulah, dari arah laut, Alloh mengirim kawanan burung yang kepakan sayapnya menutupi sinar matahari seperti iringan awan mendung yang bergerak cepat. Burung-burung itu menjatuhkan batu-batu menyala ke arah pasukan gajah. Dengan panik setiap orang berusaha menyelamatkan diri, tetapi sia-sia. Semua orang, termasuk Abrahah, mati.
Peristiwa ini Alloh abadikan dalam *surat Al Fil* :
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
Surah Al-Fil (105:1)
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu sia-sia?
Surah Al-Fil (105:2)
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
Surah Al-Fil (105:3)
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ
yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
Surah Al-Fil (105:4)
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Surah Al-Fil (105:5)
*Wabah Penyakit*
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dibawa burung itu adalah kuman kuman wabah penyakit cacar. Dalam beberapa hari saja seluruh pasukan mati dengan tubuh rusak seperti daun dimakan ulat.
Abrahah berhasil kembali ke Yaman, tetapi tidak lama setelah itu ia pun mati seperti pasukannya.
*Kembali ke Mekah*
Abdulloh bin Abdul Mutholib tidak jadi disembelih karena telah ditebus ayahnya dengan 100 ekor unta.
Abdulloh adalah pemuda yang berwajah tampan. Kegagahan parasnya banyak menarik perhatian gadis-gadis Mekah. Apalagi setelah mereka tahu bahwa nyawa Abdulloh telah ditebus dengan 100 ekor unta, suatu jumlah yang luar biasa yang tidak pernah dialami seorang pun sebelumnya. Walaupun banyak gadis yang berusaha menggodanya, kesopanan Abdulloh tetap terjaga.
*Gadis yang Meminang*
Setelah penebusan Abdulloh, Abdul Mutholib menggandeng tangan putranya menuju rumah Wahb bin Abdul Manaf. Wahb mempunyai seorang putri bernama Aminah. Abdul Mutholib sudah sepakat dengan Wahb untuk menikahkan putra-putri mereka.
Namun, di tengah jalan, seorang gadis cantik menegur Abdulloh, "Engkau akan pergi ke mana, wahai Abdulloh?"
"Aku akan pergi bersama ayahku."
Tanpa memedulikan Abdul Mutholib, gadis itu berkata, "Kulihat engkau memang dituntun ayahmu, tak ubahnya seperti seekor unta yang akan disembelih. Demi engkau, aku akan menerimamu jika engkau mau menikahi diriku sekarang juga."
Abdulloh terperangah. Ia menatap gadis itu dengan gugup.
"Siapakah gadis ini? Pikir Abdullah, "dilihat dari pakaiannya yang dipenuhi perhiasan mahal, ia pasti seorang gadis bangsawan. Matanya yang hitam memancarkan sinar yang teduh seperti yang biasa dimiliki gadis-gadis berperangai lemah lembut dan penuh kasih sayang. Apa yang harus kukatakan kepadanya?"
Ketika Abdulloh menoleh kepada ayahnya, dilihatnya Abdul Mutholib memberi isyarat agar Abdulloh terus melangkah dan tidak menggubris sang gadis .
"Aku bersama ayahku." Aku tak kuasa menolak kehendaknya dan berpisah dengannya.
Abdulloh kembali berjalan bersama ayahnya. Hatinya dipenuhi rasa iba dan simpati kepada gadis yang ditinggalkannya.
Hari itu juga, Abdul Mutholib datang ke rumah Wahb bin Abdul Manaf. Mereka sepakat menjodohkan Abdulloh dengan Aminah.
Keesokan harinya, Abdulloh bertemu lagi dengan gadis yang kemarin. Abdullah menyapanya, "Mengapa engkau tidak menyapaku seperti kemarin?"
Gadis itu menjawab dengan ketus, "Sinar berseri-seri yang kemarin kulihat pada wajahmu sudah tidak ada lagi. Karena itu, sekarang aku sudah tidak membutuhkanmu!"
*Sinar Kenabian*
Sinar berseri-seri yang dilihat sang gadis pada wajah Abdulloh menurut sebagian ahli sejarah adalah sinar kenabian yang akan diturunkan Abdulloh kepada putranya.
Ketika Abdulloh sudah dijodohkan dengan Aminah, maka gadis yang pertama menyapa Abdulloh itu, sudah tidak bisa lagi berharap akan memiliki putra yang kelak menjadi nabi.
Bersambung
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar