Senin, 13 Juli 2020

Siroh Nabawiyah / Kisah Rasulullah Bag. 23

Siroh Nabawiyah

*اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*
*KISAH ROSULULLOH ﷺ*

*Bagian 23* 🤲🏻🕋🤲🏻

*Sifat Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam*

Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam telah mendapat karunia Alloh dengan pernikahan ini.  Alloh telah mengangkatnya menjadi laki-laki berkedudukan tinggi dengan harta yang mencukupi.

Seluruh penduduk Mekah memandang pernikahan ini dengan gembira dan penuh rasa hormat. Semua undangan yang hadir berharap bahwa dari pasangan yang sangat ideal ini kelak lahir keturunan yang akan mengharumkan nama Quraisy. 

Para sesepuh dari kedua keluarga tahu bahwa Khadijah akan mendukung suaminya dengan kasih sayang dan harta berlimpah. Sebaliknya, mereka juga berharap bahwa Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam yang bijak dan cerdas akan membimbing istrinya menuju kebahagiaan hidup.

Kehidupan berlanjut dan keikutsertaan suami istri itu dalam pergaulan yang baik dengan masyarakat membuat orang semakin menghormati mereka. Walau telah mendapat kehormatan demikian itu, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam tetaplah seorang yang rendah hati. Itu adalah sifatnya yang menonjol. Jika ada yang mengajaknya berbicara, tidak peduli siapa pun itu, ia akan mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menoleh kepada orang lain. Tidak saja mendengarkan dengan hati-hati, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam bahkan memutar badannya untuk menghadap orang yang mengajaknya berbicara.

Semua orang tahu bahwa bicara Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam sedikit. Ia justru lebih banyak mendengarkan pembicaraan orang lain. Selain bicara, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam bukanlah orang yang tidak bisa diajak bergurau. Ia sering juga membuat humor dan mengajak orang lain tertawa, tetapi apa yang ia katakan dalam bergurau sekali pun adalah sesuatu yang benar.

Orang menyukai Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam yang apabila tertawa, tidak pernah sampai terlihat gerahamnya. Apabila marah, tidak pernah sampai tampak kemarahannya. Orang tahu ia marah hanya dari keringat yang tiba-tiba muncul di keningnya. Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam selalu menahan marah dan tidak menampakkannya keluar.

Orang-orang menyayangi Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam karena ia lapang dada, berkemauan baik, dan menghargai orang lain. Ia bijaksana, murah hati, dan sangat mudah bergaul dengan siapa saja. Namun, dibalik semua kelembutan itu, ia mempunyai tujuan yang pasti, berkemauan keras, tegas, dan tidak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian berpadu dalam dirinya sehingga menimbulkan rasa hormat yang dalam bagi orang-orang yang bergaul dengan Muhammad.

*Mahar  Pernikahan*

"Saksikanlah para hadirin," kata Waraqoh bin Naufal dengan suara agak keras. "Saksikanlah bahwa aku menikahkan Khadijah dengan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, dengan mas kawin 12,5  uqiyah emas "  
Catatan  : 1 uqiyah sekitar 31 gram 

*Kambing Sedekah*

Setelah upacara resmi pernikahan selesai, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam memerintahkan agar seekor kambing disembelih di depan pintu rumah Khadijah dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin. Itu belum termasuk para undangan yang menghadiri jamuan pada malam harinya.
Jadi, selain diundang jamuan makan, fakir miskin pun dapat membawa pulang ke rumah beberapa kantung daging.

*Baqum Si Pedagang Romawi*

Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam bukankah orang yang suka berpangku tangan, tetapi aktif bergaul dalam masyarakat. Suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang membuat nama Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam menjadi semakin harum. Peristiwa itu didahului oleh banjir besar yang melanda Mekah. Bukit-bukit di sekitar Mekah tanpa ampun menumpahkan air hujan yang jarang turun itu ke kota yang tepat berada di bawah. Banjir itu menyebabkan dinding Ka'bah yang memang sudah lapuk jadi retak dan terancam runtuh.

Sebenarnya, sebelum banjir tiba, sudah ada gagasan untuk memperbaiki Ka'bah, tetapi orang-orang takut apabila Tuhan Ka'bah marah. Setelah banjir, tidak bisa dielakkan lagi bahwa dinding Ka'bah harus diperbaiki dan ditinggikan. 
Sudah menjadi takdir Alloh bahwa waktu itu juga tersiar berita ada sebuah kapal Romawi terdampar di laut Merah, dekat dengan pelabuhan Syu'aibah. Kapten kapal Romawi itu adalah seorang Nasrani yang berasal dari Mesir. Baqum, namanya.

Orang-orang Mekah mengutus Walid bin Mughirah dan serombongan orang untuk membeli kapal itu, membongkar kayu kayunya, dan mengangkutnya untuk membangun kembali Ka'bah. Baqum pun akhirnya dikontrak sebagai ahli kayu.

Pada mulanya, tidak seorang pun berani membongkar dinding Ka'bah walau sedikit, karena takut dikutuk Tuhan. Mungkin mereka masih ingat dengan jelas apa yang menimpa Abrahah dan pasukan gajahnya saat ingin menghancurkan Ka'bah. 
Akan tetapi, akhirnya, Walid bin Mughirah memberanikan diri merombak sudut bangunan bagian selatan. Setelah itu, ia menunggu sampai besok. Ketika pagi tiba dan ia tidak juga dikutuk, mereka pun mulai melakukan pembenahan Ka'bah.


Bersambung

-

Tidak ada komentar: