Siroh Nabawiyah
*اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد*
*KISAH ROSULULLOH ﷺ*
*Bagian 22* 🤲🏻🕋🤲🏻
*Perasaan Khodijah*
Setelah beberapa bulan, kafilah Mekah pun datang kembali. Di tempat perhentian Marr Al Zahran, sehari perjalanan dari Mekah, para agen biasanya mendahului datang ke Mekah untuk memberi laporan perdagangan. Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam pun demikian. Ia lebih dulu tiba di Mekah. Namun, sebelum bertemu Khodijah, ia berthåwaf dulu tujuh keliling mengelilingi Ka'bah.
Dari atas balkonnya yang megah, Khadijah bergegas datang menyambut dan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam pun melaporkan hasil penjualan, barang yang dibeli, serta berbagai pengalaman kecil dalam perjalanan. Saat itu, Khodijah sudah sangat terkesan dengan hasil yang diperoleh Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, tetapi itu belum seberapa. Setelah Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam pulang, Maisaråh menceritakan sendiri kesan-kesannya terhadap Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
"Sungguh, belum pernah aku melihat pemuda yang demikian sempurna memandang masa depan. Keputusan-keputusannya selalu tepat dan perkiraannya tidak pernah salah. Ia juga sangat jujur dan sopan," demikian sebagian kisah Maisaråh.
Khodijah betul-betul sangat terkesan dengan agen barunya itu. Waraqoh bin Naufal pun datang dan mendengar sendiri kisah Maisaroh tentang Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam. Ada hal yang aneh pada diri Maisaroh. Biasanya, ia sangat menekankan laporannya pada masalah-masalah bisnis. Akan tetapi, kini persoalan dagang seolah-olah menjadi hal kecil. Yang dibicarakan Maisarah kali ini hanya tentang Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam,
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, dan Muhammad. Padahal, keuntungan yang mereka dapat kali ini benar-benar luar biasa. Jika dikatakan bahwa Khodijah memiliki "Sentuhan Emas", tepatlah apabila Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam disebut memiliki "Sentuhan penuh berkah".
Ketika Waraqah telah mendengar semua itu, ia tenggelam dalam pemikiran yang sungguh-sungguh. Setelah cukup lama berdiam diri, ia berkata kepada Khodijah,
"Mendengar darimu dan dari Maisarah mengenai Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam dan juga dari apa yang kulihat sendiri, aku berpendapat bahwa ia memiliki semua sifat dan kemampuan sebagai seorang utusan Alloh. Mungkin dialah yang ditakdirkan untuk menjadi salah seorang di antara para rasul pada masa yang akan datang."
*Pernikahan Agung*
Khodijah memiliki teman seorang wanita bangsawan bernama Nafisah binti Munyah. Nafisah tahu setelah suami kedua Khodijah meninggal, banyak bangsawan Quraisy yang melamarnya, namun Khodijah menolak. Nafisah tahu bahwa Khodijah takut semua lamaran itu hanya bertujuan mengincar hartanya. Lebih dari itu, Nafisah juga tahu bahwa yang diinginkan Khodijah adalah seorang laki-laki berakhlak agung. Nafisah juga tahu bahwa ada satu laki-laki yang seperti itu di Mekah, ia adalah Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
Karena itulah, begitu Khadijah membuka diri kepadanya tentang Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, Nafisah tidak terkejut lagi. Khodijah meminta Nafisah mencari jalan untuk mengetahui bagaimana pandangan Muhammad tentang dirinya. Maka, ketika Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam dalam perjalanan pulang dari Ka'bah, Nafisah menghentikannya. Nafisah pun bertanya,
"Wahai Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, Anda telah menjadi seorang pemuda. Banyak lelaki yang lebih muda dari Anda telah menikah dan beberapa di antaranya bahkan telah mempunyai anak. Mengapa Anda tidak menikah?"
"Aku belum mampu menikah, ya Nafisah. Aku belum mempunyai kekayaan yang cukup untuk menikah."
"Apa jawaban Anda jika ada seorang wanita yang cantik, kaya, dan terhormat mau menikah dengan Anda walaupun Anda belum mampu?"
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam balik bertanya dengan sedikit terperangah,
"Siapakah wanita itu?"
Nafisah tersenyum, "Wanita itu adalah Khodijah putri Khuwailid."
Alis Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam tambah terangkat,
"Khodijah? Bagaimana mungkin Khodijah mau menikah denganku? Bukankah Anda tahu bahwa banyak bangsawan kaya raya dan kepala-kepala suku di Arab ini yang telah melamarnya dan ia telah menolak mereka semua?"
"Jika Anda mau menikahinya, katakan saja dan serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengurus semuanya."
Ketika itu Abu Tholib menyetujuinya, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam pun mengiyakan Nafisah. Maka, pernikahan pun dilangsungkan.
Sebagai pengantin, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam datang didampingi paman-pamannya yang ikut berbahagia.
*Perawakan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam*
Jarang ada pernikahan dilangsungkan demikian agung. Dalam acara itu, semua pemimpin Quraisy dan pembesar Mekah diundang. Mempelai laki-laki menunggang kuda yang gagah diiringi para pemuda Bani Hasyim yang menghunus pedang. Sementara itu, kaum wanita Bani Hasyim berjalan lebih dulu dan telah diterima di rumah mempelai wanita.
Rumah Khodijah yang megah saat itu telah diterangi cahaya lilin dalam lampion-lampion yang digantung dengan rantai-rantai emas. Setiap lampion terdiri atas 7 batang lilin.
Semua pembantu Khodijah diberi seragam khusus untuk menyambut para tamu yang datang menjelang sore hari. Kamar pengantin benar-benar istimewa. Kain sutera dan brokat digantung begitu serasi. Lantainya tertutup karpet putih dan diharumi dupa dari guci perak.
Khodijah sendiri begitu anggun hingga tampak bercahaya seperti matahari terbit. Ia mengenakan pakaian pengantin yang sangat indah dan jarang ada duanya saat itu. Abu Tholib adalah wakil mempelai laki-laki dalam memberi sambutan, sedangkan Waraqoh bin Naufal adalah wakil pengantin wanita.
Tidak ada laki-laki segagah Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam. Paras wajahnya tampan dan indah. Perawakannya sedang, tidak terlampau tinggi, juga tidak pendek. Rambutnya hitam sekali dan bergelombang. Dahinya lebar dan rata di atas sepasang alis yang lengkung, lebat dan bertaut. Sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi putih matanya agak kemerahan, tampak lebih menarik dan kuat. Pandangannya tajam dengan bulu mata yang hitam pekat. Hidungnya halus dengan barisan gigi yang bercelah-celah.
Cambangnya lebar, berleher jenjang, dan indah. Dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang. Warna kulitnya terang dan jernih dengan kedua telapak tangan dan kaki yang tebal. Jika berjalan, badannya agak condong ke depan, melangkah cepat-cepat, dan pasti. Air mukanya membayangkan renungan dan penuh pikiran, pandangan matanya menunjukkan kewibawaan, membuat orang patuh kepadanya.
Bersambung
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar