Siroh nabawiyah
*KISAH ROSULULLOH ﷺ*
*Bagian 13* 🤲🏻🕋🤲🏻
*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد*
*Percakapan dengan Aminah*
Karena kejadian itu, Halimah kembali ke Mekah dan menyerahkan Nabi Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam kepada ibunya. Aminah menerima kedatangan mereka dengan rasa heran,
"Mengapa engkau mengantarkannya kepadaku, wahai ibu susuan? Padahal sebelumnya engkau meminta ia tinggal denganmu?"
"Ya," jawab Halimah,
"Alloh telah membesarkan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam. Aku sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasku. Aku merasa takut karena ada banyak kejadian terjadi padanya. Jadi, ia aku kembalikan kepadamu seperti yang engkau inginkan."
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Aminah, "berkatalah dengan benar kepadaku."
Halimah terdiam sejenak, lalu bercerita dengan rasa berat, "Ada dua orang berbaju putih membawanya ke puncak bukit. Mereka membelah dan mengeluarkan sesuatu dari dalam dadanya."
Setelah berkata demikian, Halimah mengangkat wajahnya memandang Aminah, tetapi ia terkejut melihat wajah Aminah demikian tenang.
"Apakah engkau takut setanlah yang mengganggunya?" tanya Aminah.
Halimah mengangguk,
"Itulah sebenarnya yang membuatku khawatir sehingga cepat-cepat mengembalikannya kepadamu."
Aminah menarik napas.
"Demi Alloh," katanya,
"Setan tidak akan mendapatkan jalan untuk masuk ke dalam jiwa Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam. Sesungguhnya, anakku akan menjadi orang besar di kemudian hari. Ketika aku mengandungnya, aku melihat sinar keluar dari perutku. Dengan sinar tersebut aku bisa melihat istana-istana Busra di Syam menjadi terang-benderang.
Demi Alloh, aku belum pernah melihat orang mengandung yang lebih ringan dan lebih mudah seperti yang kurasakan. Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan tangannya di tanah dan kepalanya menghadap ke langit."
Halimah mendengar semua itu dengan takjub. Aminah menyentuh tangan Halimah dan berkata lembut,
"Biarkan ia bersamamu dan pulanglah dengan tenang."
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam kecil pun kembali dibawa pulang. Namun, lagi-lagi terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat Halimah benar-benar kawatir dan mengembalikan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam kepada ibunya.
*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمَّد*
*Orang-Orang Habasyah*
"Kak, tunggu!" seru Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam sambil berlari menuruni bukit. Saat itu, usia Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam sudah 5 tahun. Ia sedang berlari mengejar saudara-saudaranya, yaitu anak-anak Halimah. Mereka sedang menggembala kambing.
"Ayo Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam kejar kami kalau bisa!" ujar Syaima, anak perempuan sulung Halimah sambil tertawa.
Anak-anak itu terus bermain. Diam-diam, ada beberapa orang Nasrani dari Habasyah sedang memerhatikan mereka.
"Lihat, Kak! Itu Ibu datang!" seru Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
Anak-anak menoleh. Mereka memekik senang melihat Halimah datang menjemput.
Namun, wajah Halimah tampak khawatir. Ia mencurigai beberapa bayangan yang sedang mengintai sambil berbisik-bisik di kejauhan. Hatinya makin berdebar ketika orang-orang Habasyah itu datang mendekat. Tanpa memedulikan dirinya, mereka langsung mendekati Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
"Paman mau apa?" tanya Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
"Berbaliklah, Nak! Kami ingin melihat punggungmu!" perintah salah seorang dari mereka.
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam membalikkan badan, lalu orang-orang Habasyah itu saling pandang dengan wajah terkejut. Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka berbalik ke tempat semula dan kembali berunding berbisik-bisik.
"Kalian bermainlah lagi, Ibu akan mencari tahu apa yang mereka bicarakan!" kata Halimah kepada Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam dan saudara-saudaranya.
Diam-diam, Halimah mendekati tempat orang-orang Habasyah itu berada dan terkejut mendengar apa yang mereka katakan,
"Kita harus merampas anak ini dan membawanya kepada raja di negeri kita. Kita telah mengetahui seluk beluk tentang dia! Ada tanda di punggungnya yang meramalkan anak ini kelak akan menjadi orang besar."
Diam-diam, Halimah menjauh,
"Aku harus melarikan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam dari mereka sekarang juga!"
*Tanda-Tanda Rosul Terakhir pada Injil*
Orang-orang Nasrani Habasyah itu tahu bahwa seorang Rasul terakhir akan dibangkitkan dan mereka diperintahkan mengikutinya seperti yang tertera pada Injil di bagian Kitab Ulangan (18): 15-22,
"Bahwa seorang Nabi di antara kamu, dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini, yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Alloh-mu bagi kamu, maka dia haruslah kamu dengar."
*اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنامُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد*
*Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam Menghilang*
Halimah cepat-cepat mengajak Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi pergi pergi, namun dari kejauhan orang-orang Habasyah itu terlihat bergegas mengikuti mereka. Untunglah Halimah mengenal daerah itu dengan baik, sehingga mereka bisa melepaskan diri dari kejaran orang-orang Habasyah walaupun dengan susah payah.
Tidak berapa lama kemudian, Halimah berkemas menyiapkan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam untuk segera kembali ke Mekah.
Sedih sekali Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam harus berpisah dengan saudara-saudaranya. Syaima, Unaisah, dan Abdulloh.
"Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, jangan lupakan kami ya?" pinta Syaima dengan mata berkaca-kaca.
Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam mengangguk sambil memeluk mereka satu persatu. Kemudian, berangkatlah Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam meninggalkan dusun Bani Sa'ad dengan semua kenangan indah yang tidak akan pernah hilang dari benaknya seumur hidup.
Halimah mengelus kepala Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam penuh sayang,
"Bergembiralah, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam. Engkau akan berjumpa dengan ibu dan kakekmu."
Mekah pada malam hari sangat ramai ketika mereka tiba. Saat melalui kerumunan orang itulah, Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam terpisah dan hilang. Halimah kebingungan. Ia takut orang-orang Habasyah itu diam-diam masih mengikuti mereka dan mengambil kesempatan ini untuk menculik Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam.
Sambil menangis, Halimah mendatangi Abdul Mutholib, "Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam, namun ketika aku melewati Mekah Atas, ia menghilang dariku. Demi Alloh, aku tidak tahu di mana kini ia berada."
Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Mutholib berdiri di samping Ka'bah, lalu berdoa kepada Alloh agar Dia mengembalikan Nabi Muhammad Sollallohu'Alaihi Wasallam kepadanya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنامُحَمَّد
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar